Facebook Badge

Friday 25 June 2010

‘Hand Code’ Ethics in a World of Strangers.

“Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya,” mungkin inilah pepatah lama yang kiranya pas untuk disandingkan dengan topik POST kali ini. Jika kita sering melakukan perjalanan ke luar negeri atau setidaknya selalu bertemu dengan orang asing untuk urusan bisnis, harus paham betul bahwa setiap orang punya latar budaya yang berbeda. Bukan hanya soal bahasa dan cara berkomunikasi saja, tapi juga soal kebiasaan, adat, dan tingkah laku yang harus selalu disesuaikan agar hubungan berjalan dengan harmonis. Nah, di bawah ini ada tiga ‘hand code’ yang kiranya berguna untuk menghindari lawan bicara kamu dari rasa tersinggung.

Open Hand Sign
Kode tangan seperti ini biasanya sering digunakan saat kita menolak ajakan seseorang. Misalnya saja, “Terima kasih, saya sudah kenyang” atau “Maaf, saya buru-buru”. Di budaya Timur hal ini jelas bersifat sopan, tapi tidak di Yunani karena menganggap, ‘open hand sign’ sangat menyinggung. Kode tangan seperti ini (bahasa Yunani: Moutza) adalah kode tangan yang seakan sedang menempelkan kotoran ke wajah penjahat.

Pada era kekaisaran Byzantium, para penjahat akan diarak keliling kota dengan wajah diwarna hitam (menggunakan kotoran) sebagai tanda bahwa dia merasa malu akibat perbuatannya. So, jika kamu pergi ke negeri para Dewa ini, jangan sekali-kali deh menggunakan ‘open hand sign’.



Thumb Up Sign
“Top, keren, hebat, mantap…!!!” Yup, kode ini biasanya disandingkan pada saat semuanya sudah berjalan dengan sempurna. Mmmm, tapi sangat tidak dianjurkan untuk menggunakannya di beberapa negara Timur Tengah, Afrika Barat, dan sebagian negara di Amerika Selatan. DI sana, kode tangan dengan jempol di atas ini bisa berarti penghinaan besar-besaran. Tepatnya, mengangkat jempol merupakan tanda penghinaan yang berarti ‘memasukkan jempol ke (maaf) bokong lawan bicara’. Well, daripada salah sangka, lebih baik ganti ‘hand gesture’ ini dengan anggukan kepala dan senyuman manis.



‘OK’ Hand Sign
Di hampir semua negara, kode yang menyatukan ujung jari telunjuk dan ujung jari jempol sehingga membentuk lingkaran o.
memiliki arti atau tanda “OK”. Tapi sekali lagi tidak di Brazil, karena tanda itu merupakan tanda penghinaan yang berarti “go f**k yourself”. Nah loh! Gara-gara kode ini, masyarakat Brazil pernah terperangah dan shock berat saat Presiden Amerika Serikat ke-37, Richard Nixon, menggunakan ‘OK hand sign’ pada saat kunjungan kenegaraan ke Brazil pada tahun 1950-an. Nah, untuk itu jangan sampai kamu menggunakan tanda ini ketika berada di negara-negara seperti Timur Tengah, Afrika Barat, dan sebagian negara Amerika Selatan.



Nah Bila bertemu dengan seseorang, kita biasa mengucapkan salam, seperti ‘halo’, ‘hai’, atau ‘apa kabar?’. Kata sapa ini biasanya diikuti dengan jabatan tangan atau lambaian tangan. Inilah cara menunjukkan rasa bersahabat atau hormat. Tapi tidak semua Negara memiliki cara yang sama, lho. Mereka punya bahasa dan isyarat sendiri untuk saling memberi salam. Meski caranya berbeda, tapi perasaannya tetap sama. Apa saja caranya?

Jepang
Di negeri matahari terbit ini, orang berlutut di lantai dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Jika sedang berada di jalan, mereka membungkuk beberapa kali untuk memberi salam. Semakin tua lawan bicaranya, maka semakin dalam mereka membungkukkan tubuh.



India
Di negeri Bollywood ini, orang mengangkupkan tangannya seperti kalau kita sedang berdoa (sungkem). Inilah cara mereka memberi salam dan juga untuk menyatakan rasa terima kasih. Sungguh kurang sopan bila orang tidak melakukan itu saat bertemu muka.



Maori
Orang Maori, penduduk asli Selandia Baru, saling memberi salam dengan menjulurkan lidahnya. Sungguh lucu, karena di banyak Negara pada umumnya, juluran lidah berarti tanda ‘meledek’.



Rusia
Di Rusia, termasuk banyak negara pecahannya, para sahabat memperlihatkan kegembiraan pertemuan mereka dengan saling mencium pipi. Namun hal ini tidak berlaku saat berjumpa dengan orang asing.



Arab Saudi
Di Negara-negara Arab, antar sahabat memberi salam dengan cara menyentuhkan ujung hidung masing-masing. Bagi mereka hal ini lumrah. Ada-ada saja yaaa…



Untuk mengetahui kebiasaan, adat, dan tingkah laku sebuah negara memang diperlukan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang tinggi. Namun setidaknya, informasi sederhana ini bisa kamu jadikan pembelajaran etika berkomunikasi saat berada di negara lain.OK gud luck gan!

No comments:

Post a Comment